Apa yang "Cinta Itu Buta" Mengajari Saya Tentang Pemasaran Merek

Diterbitkan: 2023-03-17

Love Is Blind, acara Netflix populer yang mengikuti sekelompok lajang yang mencari cinta dan bersedia menikah dengan seseorang yang belum pernah mereka temui secara langsung, dapat mengajari Anda banyak hal tentang pemasaran merek.

Kontestan bintang acara itu hanya dapat berkomunikasi satu sama lain melalui "pod", yang pada dasarnya adalah ruangan kecil yang dipisahkan oleh dinding. Para kontestan tidak dapat bertemu satu sama lain, tetapi mereka dapat berbicara dan mengenal satu sama lain tanpa gangguan. Sejak penayangan perdana acara tersebut, acara ini mendapatkan popularitas karena formatnya yang unik dan drama yang terungkap saat para kontestan menjalani hubungan mereka.

Di bawah ini, kami akan membahas beberapa pelajaran utama yang diberikan Love Is Blind bagi pemasar mana pun yang ingin memahami audiens mereka dengan lebih baik.

Konsep “Kebutaan” dalam Pemasaran Merek

Konsep "kebutaan" berkaitan dengan pemasaran merek dalam beberapa cara. Pertama, itu bisa merujuk pada kebutaan merek, ketika sebuah perusahaan tidak dapat melihat kekurangan dan kelemahannya. Ini biasanya terjadi ketika sebuah bisnis berpuas diri atau terlalu percaya diri, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas atau hilangnya pangsa pasar.

Kedua, “kebutaan” mengacu pada gagasan tidak melihat sesuatu dengan jelas atau objektif. Dalam pemasaran, hal ini terjadi karena beberapa perusahaan kurang memiliki kemampuan untuk memahami atau menginterpretasikan perilaku konsumen. Pada gilirannya, ini mengarah pada kampanye pemasaran yang tidak efektif, sumber daya yang terbuang percuma, dan peluang yang hilang.

Akhirnya, "kebutaan" juga bisa berhubungan dengan kekuatan persepsi. Dalam acara “Cinta Itu Buta”, para peserta mungkin tidak dapat melihat satu sama lain. Namun, mereka masih dapat membuat koneksi hanya berdasarkan kepribadian dan komunikasi.

Demikian pula, dalam pemasaran, persepsi dapat menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan identitas merek dan memengaruhi perilaku konsumen. Dengan membentuk persepsi konsumen terhadap penawaran Anda, Anda dapat menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan audiens — dan menonjol di pasar yang ramai.

Secara keseluruhan, "kebutaan" dalam pemasaran merek menyoroti pentingnya kesadaran, objektivitas, dan persepsi. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan Anda, bersikap objektif dalam analisis perilaku konsumen, dan membentuk persepsi konsumen — Anda dapat membuat kampanye pemasaran yang efektif dan membangun identitas merek yang kuat.

Peran Kepercayaan

melalui GIPHY

Kepercayaan memainkan peran penting dalam "Cinta Itu Buta", karena para peserta harus membentuk koneksi dan membangun hubungan tanpa memanfaatkan ketertarikan fisik. Hal ini membutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi antar peserta karena mereka harus hanya mengandalkan komunikasi dan hubungan emosional untuk membentuk ikatan. Dengan itu, kepercayaan dibangun dari waktu ke waktu melalui kejujuran, transparansi, dan keaslian.

Dalam pemasaran merek, kepercayaan juga penting. Bisnis harus menyediakan produk atau layanan berkualitas, transparan dalam penetapan harga, dan menawarkan layanan pelanggan yang tanggap dan membantu. Oleh karena itu, perlu waktu untuk membangun kepercayaan melalui pengiriman pesan yang konsisten, produk berkualitas, dan pengalaman pelanggan yang positif.

Satu pelajaran penting yang dapat dipelajari pemasar dari peran kepercayaan dalam acara ini adalah pentingnya keaslian. Peserta acara berhasil membangun kepercayaan satu sama lain karena mereka memberikan kebenarannya dengan bersikap terbuka dan jujur. Demikian pula, merek yang dapat transparan dalam pengiriman pesannya akan terhubung dengan audiens targetnya dan membangun basis pelanggan yang loyal.

Namun, juga dibutuhkan konsistensi dalam soal tersebut. Dalam “Cinta Itu Buta”, para peserta membangun kepercayaan satu sama lain dari waktu ke waktu dengan secara konsisten muncul dan hadir dalam hubungan mereka. Merek dapat mencoba menirunya dengan konsisten dalam pesan mereka dan muncul secara online secara konsisten.

Pelajaran penting lain yang dapat Anda ambil dari acara ini adalah bagaimana acara ini menyoroti mendengarkan dan komunikasi. Peserta membangun hubungan saling percaya karena mereka mampu mendengarkan dan berkomunikasi secara efektif. Merek Anda harus secara aktif mendengarkan pelanggan dan menanggapi kebutuhan mereka sehingga Anda dapat menciptakan hubungan emosional yang kuat dan mendapatkan kepercayaan.

Dampak Keaslian

Peserta pertunjukan adalah orang-orang nyata dengan masalah nyata. Mereka mungkin tidak memiliki kehidupan yang sempurna dan tidak selalu bahagia. Namun, mereka otentik, yang membuat perbedaan besar dalam cara hubungan mereka ditampilkan di layar. Faktanya, keaslian inilah yang telah membantu merek berhasil memasukkannya ke dalam strategi pemasaran mereka.

Pemasar selalu dapat memastikan bahwa mereka asli dengan jujur ​​​​dalam pesan mereka. Konsumen menjadi semakin cerdas dan dapat dengan cepat mengidentifikasi jika suatu merek tidak asli. Namun, merek yang terbuka tentang penawaran dan nilainya pasti akan membentuk ikatan dengan pelanggannya.

Selain itu, Anda dapat melihat bahwa acaranya adalah tentang menjadi manusia dan dapat diterima. Setiap peserta mampu menunjukkan emosi, kerentanan, dan kekurangan mereka, yang membuat mereka benar-benar dapat diterima dan disukai. Dalam pemasaran merek, tidak ada cara yang lebih baik untuk menarik pelanggan selain menunjukkan sisi kemanusiaan Anda.

Dengan menjadi rentan dan memamerkan ketidaksempurnaan merek Anda, Anda dapat terhubung dengan pelanggan Anda secara pribadi.

Kekuatan Bercerita dalam Pemasaran Merek

melalui GIPHY

Mendongeng adalah tema yang berulang sepanjang pertunjukan, dan itu salah satu alasan mengapa orang sangat menyukainya. Mendongeng adalah elemen penting dalam kesuksesan “Cinta Itu Buta” karena menggerakkan narasi dan melibatkan penonton. Setiap peserta berbagi cerita dan pengalaman pribadi mereka, yaitu bagaimana acara tersebut menciptakan hubungan emosional dengan penontonnya. Ini membantu mereka untuk berhubungan dengan karakter.

Untuk merek yang mencoba terhubung dengan konsumen pada tingkat yang lebih dalam, ada baiknya membuat narasi merek dalam penceritaan Anda. Mendongeng adalah alat yang ampuh karena memungkinkan merek untuk membedakan diri mereka sendiri dan terhubung dengan audiens mereka.

Dengan menciptakan kisah merek yang beresonansi dengan konsumen, merek dapat membentuk identitas unik dan menarik pelanggan ideal. Ingatlah bahwa mendongeng juga harus membangkitkan emosi.

Peserta “Love Is Blind” mencapai ini dengan membagikan kisah pribadi mereka. Kisah-kisah yang Anda ceritakan membentuk cara orang memandang merek Anda. Karena saat Anda membuat narasi, Anda dapat menjangkau orang-orang yang berada dalam kondisi paling rentan dan memanfaatkan emosi untuk menanamkan hubungan.

Memasukkan Pelajaran dari “Cinta Itu Buta” ke dalam Strategi Pemasaran Merek Anda

“Love Is Blind” menawarkan pelajaran berharga bagi pemasar tentang keaslian, konsistensi, keterkaitan, penceritaan, dan hubungan emosional dalam membangun merek yang sukses. Dengan mengikat elemen-elemen ini ke dalam strategi pemasaran mereka, merek dapat membentuk identitas unik, membangun kepercayaan dengan pelanggan, dan menciptakan hasil yang luar biasa untuk bisnis mereka.

Oleh karena itu, pemasar harus mengambil langkah mundur dan mengevaluasi strategi mereka. Dengan begitu, mereka memastikan mereka secara efektif memasukkan elemen-elemen ini ke dalam upaya branding mereka. Dengan demikian, mereka dapat menciptakan merek yang benar-benar sesuai dengan audiens target mereka dan menonjol dari persaingan.